Kantor Kepala Desa Jembungan

Yang beralamatkan di Dukuh Jetak

Sholat Ied 1436 H di Desa jembungan

Sholat ied di laksanakan di lapangan Bima Sakti Desa jembungan

Gedung Serba Guna Milik Pemerintah Desa Jembungan

Gedung Serba Guna yang terletak di sebelah SMAN 1 Banyudono

SMA Negeri 1 Banyodono

SMA 1 Banyudono yang sudah 23 tahun memberikan ilmu bagi generasi penerus

Peternak bebek yang sedang angon

Pemandangan yang masih sering di jumpai di desa Jembungan

Rabu, 23 September 2015

Penyembelihan hewan qurban

Proses pengulitan hewan qorban
Setelah ibadah sholat idul adha seluruh umat islam disunahkan melaksanakan penyembelihan hewan qurban,tak terkecuali masyarakat desa Jembungan bergotong royong saling membantu dalam penyembelihan,penimbangan, sampai pendistribusian daging hewan qurban untuk seluruh warga desa Jembungan.
Berikut Daftar jumlah hewan qurban di desa Jembungan :

No.
Nama Masjid
Jumlah Sapi
Jumlah Kambing
1
Istiqomah Gedong
2
3
2
Ar Rohim Jembungan
2
5
3
Al Huda Bantulan
2
4
4
Rodhotul Jannah
2
2
5
At Taqwa Majegan
1
3




Sholat Idul adha 1436 H di Jembungan

Khotib sholat Ied asal klaten
Pelaksanaan Sholat idul adha 1436 Hijriah di Desa Jembungan berlokasi di Lapangan bimasakti desa jembungan pada hari Kamis 24 September 2015. Untuk waktu dimulainya sholat idul adha berbeda dengan sholat idul fitri selisih 30 menit, dikarenakan setelah sholat idul adha akan diadakannya penyembelihan hewan qorban.


Walaupun terjadi perbedaan waktu ditetapkannya 10 dulhijah di Indonesia Sekitar 1000 jemaah baik dari warga jembungan maupun luar desa memadati tanah lapang untuk melakukan sholat sunah ied dengan khusuk yang dipimpin oleh Imam yaitu Bapak Ngatimo dari dukuh Jembungan.
Untuk jumlah uang infak sholat idul adha yang dihitung oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Desa jembungan sebanyak Rp. 4.947.000,-

Foto-foto Sholat Idul Adha 1436 H / 2015 Di Desa Jembungan :
 





Senin, 07 September 2015

Upacara Bendera 17 Agustus 2015

Paskibraka
Upacara penaikan dan penurunan  bendera 17 Agustus 2015 sukses di gelar di lapangan  bimasakti desa Jembungan. Seluruh aspek pemerintahan,pendidikan,kesehatan dengan khitmat mengikuti upacara bendera, serta penampilan dari grup paskibraka yang menawan menjadikan upacara sangat menggairahkan.


Grup paskibraka berjalan lancar setelah menjalani 10 hari latihan, terik matahari, lelah, keringat terbayar karena bisa menjalankan tugas dengan baik. Suatu kebanggaan tersendiri bagi siswa siswi yang terpilih sebagai paskibraka tingkat kecamatan banyudono.

MERDEKA!!!

Malam Tirakatan

Malam Tirakatan Desa Jembungan
Pada tanggal 16 Agustus 2015 diselenggarakan malam tirakatan yang sekaligus malam puncak dari rangkaian kegiatan HUT RI ke-70 desa jembungan. Pada acara ini dihadiri oleh Bapak lurah Sadiman, Perwakilan dari Kapolsek Boyolali Bp.Rewang dan seluruh warga dukuh jembungan. Pada rangkaian acara yang paling ditunggu adalah pembagian hadiah dari lomba-lomba yang sebelumnya telah dilaksanakan.

"Dirgahayu kemerdekaan RI yang ke 70, selamat berjuang, selamat mengisi kemerdekaan dan Ayo Kerja! Merdeka… merdeka … merdeka !!" begitu seru dari ketua pelaksana (Ragil Wahyu S.) pada pidato sambutan.

Kamis, 13 Agustus 2015

upacara hari pramuka yang ke 54

Upacara HUT PRAMUKA ke-54
Jumat 07 Agustus 2015 Gerakan Praja Muda Karana atau yang sering disingkat PRAMUKA Indonesia genap berusia 54 tahun. Untuk memperingati hari jadi tersebut Pramuka Kelurahan Banyudono yang beranggotakan Siswa Siswi Sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat atas melakukan upacara yang berlokasi di tanah Lapangan Bimasakti Jembungan. Karena cuaca yang panas menyengat ada beberapa peserta upacara yang kelelahan dan pingsan karena keletihan,tetapi hal ini sudah di tanggulangi oleh panitia dengan menyiapkan paramedik dan ambulan di bagian belakang barisan. SALAM PRAMUKA!!!

Latihan Upacara

Latihan upacara

Kegiatan pendidikan dan pelatihan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (paskibraka) untuk upacara HUT RI ke-70 pada 17 Agustus 2015 Selama 1 minggu Terakhir giat di laksakan oleh murid-murid terpilih dari Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan Se-Kecamatan Banyudono, Latihan dilaksanakan dari pagi sampai siang di lapangan Bimasakti Desa jembungan. Pelatihan tersebut dipimpin oleh bapak-bapak anggota TNI dan POLRI yang tentu saja sudah terlatih pada bab baris berbaris seperti ini.

Harapan forum pelatihan dan seluruh rangkaian kegiatanini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh setiap peserta, terutama untuk kelancaran mereka melaksanakan tugas pengibaran dan penurunan bendera Merah Putih saat upacara hari kemerdekaan di Lapangan Bimasakti Desa Jembungan pada tingkat Kecamatan, 17 Agustus 2015 mendatang.

Selama kurang lebih 10 hari ke depan anggota paskibraka akan mengikuti latihan intensif yang diantaranya terdiri dari penyelenggaraan latihan gabungan, gladi kotor, gladi bersih Penaikan serta penurunan bendera sang saka merah putih.

Lomba 17 Agustus Desa Jembungan

Lomba anak-anak dan ibu-ibu guna memeriahkan HUT RI ke 70 di Desa Jembungan digelar dengan meriah dan semarak di pelataran rumah Ibu Mawarni pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2015. Lomba ini merupakan rangkaian acara 17-an desa jembungan yang nantinya hadiah lomba akan diberikan pada saat acara penutup yaitu acara malam Tirakatan di gedung serbaguna (16/8) mendatang. Berikut galeri foto lomba :











Minggu, 02 Agustus 2015

6 Gudang Kiky Ludes Terbakar, Kerugian Diprediksi Rp300 Miliar

Kobaran api di pabrik buku PT Solo Murni (Kiky) terlihat dari sisi utara Desa Bangak, Banyudono, Boyolali, Sabtu (1/8/2015) pagi. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)
Solopos.com, BOYOLALI – Kerugian akibat kebakaran yang melanda pabrik buku PT Solo Murni (Kiky) di jalan Semarang-Solo, kawasan Bangak, Banyudono, Boyolalia, diprediksi mencapai Rp300 miliar.
Hal itu disampaikan Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, saat ditemui solopos.com, di sela-sela peresmian patung Jenderal Sudirman di Boyolali, Sabtu (1/8/2015).
Estimasi kerugian Rp300 miliar, kata dia, baru perhitungan kasar manajemen perusahaan.
Sementara berdasarkan pantauan solopos.com, hingga pagi tadi api masih membara di sejumlah sudut pabrik. Dipastikan, tidak hanya empat gudang yang terbakar melainkan enam gudang.
“Penyebab belum bisa kami pastikan. Kami tidak mau berspekulasi. Saat ini upaya pemadaman masih dilakukan karena bara api di beberapa sudut masih dilakukan,” kata Kapolres.
Setelah semua bara api bisa dipadamkan, aparat akan mendalami penyebab kejadian. Beberapa pihak sudah dimintai keterangan tapi polisi belum bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi sejak Jumat (31/7/2015) malam.

Kerja Bakti Warga Desa Jembungan

Kerja bakti Warga Desa Jembungan
Hari Minggu tanggal 2 Agustus 2015 kemarin warga dukuh Jembungan bergotong royong menghias wajah desa menjadi lebih semarak dengan memasang bendera umbul-umbul serta mengecat jalan kampung. Kegiatan seperti ini rutin di lakukakan di setiap Kelurahan Jembungan guna menyemarakkan hari jadi Republik Indonesia yang Ke- 70 pada tanggal 17 Agustus 2015 mendatang.
Kegiatan seperti ini merupakan rangkaian awal dari agenda HUT Kemeredekaan Indonesia di desa jembungan, agenda selanjutnya adalah lomba-lomba khas 17 agustusan oleh anak-anak dan ibu-ibu. Dan agenda pamungkas adalah malam tirakatan yang akan diadakan pada malam 17 agustus 2015 mendatang.

Jumat, 17 Juli 2015

Sholat idul Fitri 1436 H di Desa Jembungan

jamaah sholat Idul Fitri di lapangan bimasakti
Jumat 17 juli 2015 Sebanyak 1000an umat muslim di desa jembungan dan sekitarnya berbondong-bondong menuju ke lapangan Bima Sakti Desa jembungan untuk melaksanakan sholat idul fitri 1 Syawal 1436 H. Sholat yang di pimpin oleh Imam Bp. Ngatimo mulai pada pukul 07.00 WIB dan dilanjutkan khotbah sholat ied.
Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) selepas sholat langsung mengitung jumlah infak dari jemaah dan terkumpul kurang lebih sekitar Rp. 9.050.000,- . Uniknya dari sholat Ied ini pasti ada orang yang menukar uang hasil infak tadi dengan pecahan yang kecil, dimaksudkan untuk memberi sanak saudara yang masih kecil sebagai uang tempel.

Kamis, 16 Juli 2015

1 Syawal 2015: Akhirnya, Salat Id Serentak 17 Juli 2015!

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) (Rachman/JIBI/Bisnis)

Umat Islam Indonesia akhirnya kembali bisa merayakan Lebaran 2015 atau 1 Syawal 1436 H secara bersamaan. Jika Muhammadiyah berdasarkan hisab telah memutuskan 1 Syawal jatuh pada 17 Juli 2015 (dimulai malam ini), Kementerian Agama memutuskan 1 Syawal jatuh pada hari yang sama berdasarkan sidang isbat.
Keputusan tersebut dinyatakan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin Kamis (16/7/2015) malam seusai sidang isbat di Jakarta. Meskipun tidak semua titik pemantauan melihat hilal sore ini, namun setidaknya hilal terlihat di empat titik.
“Empat tempat yang berjhasil meluhat hilal, yang pertama Bukit Condrodipo Gresik, ada 5 saksi di sana dan telah disumpah. Yang kedua yaitu Tanjung Kodok Lamongan, saksinya juga sudah disumpah pengadilan agama setempat. Kemudian di Bojonegoro yang disaksikan oleh Bupati Bojonegoro, dan yang keempat adalah Kepulauan Seribu,” terang Lukman Hakim Syaifuddin.
Hasil pemantauan ini juga hampir sama dengan hasil hisab yang sebelumnya telah dipublikasikan, salah satunya oleh Muhammadiyah beberapa waktu lalu. Menteri Agama memberikan hasil pemantauan hilal di Pelabuhan Ratu sebagai pembuktiannya.
“Pada waktu mutaakhir, kita mendengar, meskipunbervariasi, tapi setidaknya di Pelabuhan Ratu, posisi hilal 3,11 derajat, dengan elongasi 73 derajat, dan umur hilal 9 jam 10 menit 43 detik,” tambah Lukman.
Dengan demikian, hilal tersebut sudah memenuhi kriteria imkanurrukyat yaitu posisi hilal di atas 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam. Melihat fakta ini, seluruh peserta sidang isbat sepakat saat ini Indonesia sudah masuk 1 Syawal.
“Seluruh peserta sidang isbat menyepakati malam ini sudah memasuki 1 Syawal. Alhamdulillah tahun ini seluruh umat islam memasuki 1 Syawal bersama dan salat Id bersama.”
Editor: 

Selasa, 14 Juli 2015

Rapat Tahunan Panitia PHBI

Rapat Tahunan Panitia PHBI
Senin 13 Juli 2015 Kemarin Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) Desa Jembungan Mengadakan rapat sekaligus buka bersama yang bertempat di rumah Ibu Sri Wiharti. Dalam rapat tersebut membahas tentang pelaksanaan Ibadah Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah yang akan di laksanakan di lapangan Bimasakti desa Jembungan pada hari Jumat 17 Juli 2015 yang akan datang. Hal-hal yang berkaitan demi kelancaran pelaksanaan sholat di rundingkan seperti penataan shaf, pembuatan umbul-umbul dsb. Setelah rapat selesai para peserta rapat melaksanakan buka bersama dan dilanjutkan sholat magribh bersama.

Sabtu, 11 Juli 2015

Musim Kemarau Musim tanam Tembakau

Lahan Persawahan di dekat dk. Baturan

Lahan persawahan di Desa jembungan, Banyudono, mulai di tanami tembakau di musim kemarau tahun ini.  yang menanam tembakau mencapai puluhan petani, yang berharap musim panen nanti harga tembakau  lebih baik dari tahun sebelumnya. 
Harga tembakau rajangan kering kelas G tahun lalu 150 ribu rupiah per kg, diharapkan pada musim panen nanti tembakau dengan kelas yang sama bisa laku 200 ribu rupiah per kg. 

Panen Ikan Nila di Desa Jembungan

Panen Ikan Nila di Desa Jembungan

Jumat 10 Juli 2015 kemarin adalah hari dimana ikan nila di kolam (blumbang) yang berada di depan desa jembungan genap pada masa panen. Kolam yang di sewa oleh pembudidaya ikan asal kartosuro itu sukses panen ikan untuk pertama kalinya setelah kolam tersebut di sewa pada bulan maret 2015 lampau. Selanjutnya hasil panen ikan tersebut akan di distribusikan ke daerah Janti Klaten .

Seminar Pelajar SMA N 1 Banyudono

Jumat 10 Juli 2015 SMA N 1 Banyudono, menggelar seminar pelajar. Seminar pelajar bertajuk From Zero To Hero itu bertujuan  untuk memotivasi generasi pelajar di SMA Banyudono sehingga bisa menjadi pribadi yang Mandiri,sukses,dan Berakhlak mulia guna menghadapi kehidupan yang akan mendatang. Pemateri Ustadz Sholihin Abu Izzudin di hadapan peserta yang, intinya mengatakan sukses seseorang terbangun dari mental dan kemauan yang kuat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para Siswa dan Guru dari SMA Banyudono, Kegiatan tersebut juga ada Grup Band penghibur yang di isi oleh murid-murid SMA Banyudono tersebut. 

Senin, 06 Juli 2015

Asale Tugu Adipura 0 KM Boyolali, Legenda Ki Ageng Pandan Arang


Solopos.com, BOYOLALI – Selama ini masyarakat Boyolali sering menduga bahwa titik nol kilometer Boyolali ada di Tugu Jam depan Pasar Boyolali Kota.
Namun perkiraan masyarakat selama ini kurang tepat. Titik nol kilometer Boyolali justru berada di kawasan Tugu Adipura atau depan Taman Sonokridanggo.
Di sisi selatan Tugu Adipura, terdapat sebuah pasak yang menunjukkan jarak antara Boyolali tepatnya di titik nol kilometer dengan daerah di sekelilingnya. Misalnya, jarak ke Kota Solo sekitar 26 km ke arah timur, ke Kota Semarang sekitar 74 km ke arah utara, dan ke Magelang sekitar 60 km ke arah barat.
“Ya, di situ [kawasan Tugu Adipura] adalah nol kilometernya Boyolali,” kata Kepala DPU dan ESDM Boyolali, M.Qodri, kepada Solopos.com.
Kawasan itu menjadi jantung kota. Dari pagi hingga malam, ramai kendaraan dan masyarakat yang melintas. Selain berada di pusat kota, kawasan titik nol kilometer ini berada di Jl.Pandanaran yang merupakan ruas jalan utama Solo-Semarang.
Titik nol kilometer ini erat kaitannya dengan sejarah Kabupaten Boyolali. Namun, tak lama lagi kawasan di sekitar Tugu Adipura akan berubah. Qodri memastikan Tugu Adipura ini akan dibongkar dan diganti menjadi patung Arjuna Wiwaha, yang merupakan bagian dari proyek jalan simpang lima Boyolali.
“Tugu Adipura nantinya akan dibongkar diganti patung, patung Arjuna Wiwaha,” kata Qodri.
Legenda Pandan Arang
Berdasar cerita yang berkembang di masyarakat, titik nol kilometer ini tak jauh dari tempat dicetuskan nama Boyolali oleh Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang abad XVI).
Menurut legenda, Ki Ageng Pandan Arang yang diutus oleh Sunan Kalijaga menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat, Klaten, untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat, Ki Ageng banyak menemui rintangan sebagai ujian.
Ki Ageng Pandan Arang meninggalkan anak istrinya dan tiba di suatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel. Tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Ki Ageng Pandan Arang semakin jauh meninggalkan anak dan istri.
Sambil menunggu mereka, Ki Ageng beristirahat di sebuah batu besar yang konon berlokasi di dekat Pasar Sunggingan. Dalam istirahatnya, Ki Ageng berucap “baya wis lali wong iki” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”. Dari kata baya wis lali itu, jadilah nama Boyolali.
Editor:  | dalam: Boyolali |

Minggu, 05 Juli 2015

5 Hari Sekolah, Jam Belajar Sampai Malam?


Solopos.com, BOYOLALI –  Boyolali belum menerapkan lima hari masuk sekolah pada ajaran pendidikan tahun ini. Disdikpora Boyolali mempertanyakan jika kebijakan lima hari sekolah diberlakukan, apakah akan menambah jam pelajaran hingga malam?
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali saat ini masih mengkaji penerapan lima hari masuk sekolah. Kepala Disdikpora Boyolali, Abdul Rahman, menyampaikan masing-masing kabid jenjang pendidikan di Disdikpora, mulai SD, SMP, dan SMA sudah rapat koordinasi dengan semua kepala sekolah.
Namun, hingga saat ini Disdikpora belum menemukan skema ideal dengan sekolah hanya lima hari. “Yang jadi pertimbangan bukan hanya variabel waktu, tetapi juga aspek lain. Kebijakan Pak Ganjar tentang lima hari kerja itu bisa diterapkan di Boyolali atau tidak, tunggu hasil kajian,” kata Abdul.
Enam Hari Sekolah
Yang jelas, kata Abdul, tahun ini sekolah di Boyolali masih tetap enam hari masuk. Abdul menjelaskan yang jadi bahan kajian untuk mengikuti kebijakan itu antara lain ketercukupan materi dengan jam belajar, ketentuan sertifikasi guru kaitannya dengan volume jam mengajar, kondisi sosial masyarakat, hingga kesiapan siswa itu sendiri.
“Kalau sekarang dengan enam hari masuk saja jam belajar banyak yang sampai sore, pukul 15.00 WIB bahkan 16.00 WIB. Apa nanti dengan lima hari masuk mau belajar sampai malam? Ini masih kami kaji.”
Kepala Sekolah SMAN 1 Boyolali, Agung Wardoyo, menyatakan siap jika nantinya Disdikpora Boyolali menerapkan kebijakan lima hari masuk sekolah. “Kalau kami, pada prinsip siap jika memang kebijakan itu diberlakukan di Boyolali,” kata Agung, Sabtu (4/7/2015).
Menurut Agung, dengan lima hari masuk sekolah siswa mendapatkan pendidikan dari keluarga yang lebih banyak. Selain itu, selama ini dengan enam hari masuk sekolah, siswa sudah terbiasa berada di sekolah setiap harinya sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Dengan lima hari masuk dan jam masuk tetap sampai pukul 16.00 WIB, maka pada Sabtu dan Minggu siswa punya waktu lebih banyak untuk beristirahat.
“Dulu memang kami pernah dimintai pendapat dan pertimbangan oleh pihak dinas jika Boyolali mau menerapkan lima hari masuk sekolah. Kalau dari siswa saya kira siap dan tidak ada masalah. Begitu pula dengan guru. Guru tidak akan kehilangan jumlah jam mengajar karena jam kerja bisa sampai pukul 16.00 WIB.”

Sabtu, 04 Juli 2015

Perbaikan Jalur Alternatif di Boyolali Belum Kelar


Solopos.com, BOYOLALI — Lebaran 2015 sudah dekat. Kondisi jalan yang rusak dan sempit menjadi permasalahan utama di jalur alternatif mudik dan balik Lebaran di kawasan Boyolali.
Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com, dari Polres Boyolali dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, ada sekitar 16 jalur alternatif baik ke Semarang, Solo, Klaten, Jogja, dan Magelang, maupun sebaliknya.
“Hasil survei kami, untuk kondisi saat ini di jalur-jalur alternatif itu adalah kurangnya rambu penunjuk arah, kondisi jalan sempit, banyak tikungan, tanjakan dan turunan, serta di sebagian ruas jalan mengalami kerusakan,” papar Kabagops Polres Boyolali, Kompol Sri Haryanto, belum lama ini.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, Nyoto, menyampaikan di sejumlah jalur alternatif mudik saat ini masih dilakukan perbaikan jalan.
“Nanti H-5, pekerjaan mulai dihentikan. Kami tidak membuat instruksi khusus, tapi biasanya pemborong mulai menghentikan aktivitasnya pada H-5,” kata Nyoto, Sabtu (4/7/2015).
Di lokasi perbaikan jalan, DPU memastikan akan ada petugas yang berjaga mengatur lalu lintas.
“Kami pastikan proyek jalan di jalur alternatif mudik itu belum selesai saat Lebaran karena kontrak kerja kami memang sampai awal Desember. Tapi pasti nanti ada petugas yang berjaga-jaga di lokasi proyek,” kata dia.
Editor:  | dalam: Boyolali |

Boyolali Jadi Tuan Rumah MTQ Pelajar Jateng


Solopos.com, BOYOLALI — Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar XXX tingkat Provinsi Jawa Tengah akan diselenggarakan di Kabupaten Boyolali, 27-30 Juli mendatang.
Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Ekbangkesra) Setda Boyolali, Sugiyanto, menyampaikan MTQ Pelajar XXX diikuti 35 kabupaten/kota di Provinsi Jateng.
“Dalam kegiatan ini masing–masing kabupaten mengirimkan 16 peserta baik dari kelompok sekolah umum maupun madrasah,” kata Sugiyanto, kepada solopos.com, Jumat (3/7/2015).
Lomba MTQ dibagi menjadi tiga mata lomba yakni tartil Alquran, tilawah Alquran, dan tahfiz Alquran. MTQ XXX 2015 akan dibuka dengan pawai taaruf dari Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) hingga Alun–alun Kabupaten Boyolali.
“Nanti juga akan ada bazar di alun–alun yang menampilkan produk–produk khas Boyolali,” kata Sugiyanto.

Editor:  | dalam: Boyolali |

Rabu, 01 Juli 2015

“Las Vegas” Baros Boyolali Digerebek


Perjudian Boyolali diberantas polisi. “Las Vegas” nya Boyolali semalam digerebek polisi.

Solopos.com, BOYOLALI — Arena perjudian Baros, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota, digerebek jajaran Polres Boyolali, Selasa (1/7/2015) malam.
Dalam penggerebekan di arena judi dadu Baros atau yang dikenal sebagai “Las Vegas”-nya Boyolali, petugas menangkap sedikitnya sepuluh orang dan lima di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Penggerebekan dipimpin langsung Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, serta beberapa tim dari TNI. “Kelima orang yang sudah kami tetapkan sebagai tersangka adalah bandar. Identitas tersangka belum bisa kami sebutkan karena saat ini pemeriksaan masih berlangsung,” kata Kapolres, saat ditemui Solopos.com, di Mapolres Boyolali, Rabu (1/7/2015).
Operasi penggerebekan arena judi itu berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, sejumlah petugas dari tim Serse dan Intel masuk ke lokasi perjudian dengan berpakaian preman.
Lokasi judi itu ada di salah satu kebun di Dusun Baros. “Setelah mendapat infomasi lengkap, kami perintahkan untuk langsung ditangkap.”
Lima orang memenuhi unsur untuk ditetapkan tersangka. Mereka tertangkap tangan sebagai pihak yang memegang uang dan alat dadunya. Bandar judi dadu itu tidak hanya dari Boyolali, melainkan ada yang dari Semarang, Jogja, dan Magelang.
Sejumlah barang bukti yang berhasil disita petugas antara lain peralatan perjudian dadu dan uang tunai sekitar Rp29,6 juta. Di lokasi, petugas juga membongkar tenda-tenda warna hijau yang digunakan sebagai lapak permainan judi.
“Semua kami bersihkan dan kami bongkar. Bahkan operasi baru selesai pagi tadi menjelang subuh.”
Menurut Kapolres, arena perjudian Baros memang sudah menjadi target mengingat nilai transaksi judi di tempat tersebut cukup besar. Selain itu, Polres juga kerap mendapatkan laporan dari masyarakat yang resah dengan aktivitas perjudian di Baros.
“Apalagi ini bulan Puasa. Harapannya, dengan membongkar semua lapak dan tenda, termasuk menangkap lima bandar judinya, untuk selanjutnya aktivitas judi di Baros tidak ada lagi.”
Saat diperiksa petugas, kelima tersangka terus membantah menjadi bandar dalam aktivitas judi tersebut. Namun, barang bukti yang dibawa serta keterangan beberapa saksi, polisi memastikan lima tersangka adalah bandar judi.
Kapolres komitmen terus memerangi aksi perjudian di Boyolali. Baru-baru ini, Polres sudah patroli ke beberapa wilayah yang menjadi kantung judi salah satunya wilayah Banyudono. Namun, setiap akan dilakukan penggerebekan selalu bocor dan aktivitas itu berhenti sementara.
“Beberapa kali operasi selalu bocor sehingga dalam operasi tadi malam kami ganti strategi yaitu dengan tim kecil berpakaian preman,” ujar Kapolres.
Kasus ini akan terus dikembangkan sehingga tidak menutup kemungkinan lokasi perjudian lain di Boyolali bisa diberantas.

Senin, 29 Juni 2015

Belum Apa-Apa, Dugaan Politik Uang Muncul di Boyolali


Solopos.com, BOYOLALI — Barisan Merah Putih Boyolali (BMPB) melaporkan sejumlah temuan yang diduga praktik politik uang (money politic) dalam penghimpunan dukungan pasangan independen Cahyo Sumarso-Yakni Anwar.
Presidium BMPB, Yusuf, sebelumnya menyampaikan temuan tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali. Namun, karena ada pemberian uang Rp15.000 jika mau mendukung, KPU menyarankan BMPB untuk melaporkan temuan tersebut ke Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Boyolali.
Temuan itu disampaikan dalam bentuk surat pernyataan beberapa warga yang mengaku tidak memberikan dukungan untuk pasangan Cahyo Sumarso-Yakni Anwar. Bahkan dalam surat pernyataan tersebut warga mengaku mendapatkan imbalan Rp15.000 jika mau meminjamkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk memberikan dukungan kepada bakal calon bupati Cahyo Sumarso yang saat ini masih menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Ada sekitar lima warga yang membuat surat pernyataan. Warga tidak tahu kalau KTP dipinjam untuk dukungan pasangan independen. Mereka tahunya hanya KTP dipinjam terus diberi uang Rp15.000,” kata Yusuf.
Ketua KPU Boyolali, Siswadi Sapto Hardjono, menjelaskan saat ini KPU telah menerjunkan tim ke desa-desa untuk melakukan verifikasi faktual terhadap data dukungan pasangan calon independen Cahyo Sumarso dan Yakni Anwar.
Menurut Siswadi, warga tidak perlu repot-repot membuat surat pernyataan karena petugas tim verifikasi sudah menyiapkan formulir resmi dari KPU pusat. Formulir itu yang akan diberikan dan diisi oleh warga yang akan menarik atau batal memberikan dukungannya kepada pasangan Cahyo-Anwar.
“Mungkin warga yang membuat surat pernyataan itu belum didatangi tim kami. Silakan ditunggu dulu, nanti tim kami akan turun ke lapangan memverifikasi. Sampaikan penarikan dukungan itu melalui prosedur yang sudah dibuat KPU.”
Sementara itu, Ketua Panwaslu Boyolali, Narko Nugroho, telah membahas laporan BMPB terkait dugaan praktik uang dalam penghimpunan dukungan pasangan independen. “Laporan tersebut sudah kami terima dan itu menjadi masukan bagi kami. Kami belum bisa menyampaikan apakah ada pelanggaran pemilu dalam temuan itu atau tidak. Kami akan tetap menunggu sampai verifikasi faktual yang dilakukan KPU selesai,” kata Narko.
Menurut Narko, penghimpunan dukungan untuk pasangan independen pada awal Juni lalu belum masuk ranah Panwaslu. “Kemarin sempat kami bahas, bisa jadi itu masuk tindakan suap tetapi bukan ranah Panwaslu melainkan kepolisian.”
Panwaslu akan bersikap objektif dengan menindaklanjuti setiap laporan yang masuk. “Tetapi untuk menyikapi laporan dari BMPB kami akan menunggu verifikasi faktual.”
Saat berbincang dengan Solopos.com belum lama ini, Cahyo Sumarso membantah telah memberikan imbalan uang Rp15.000 kepada warga yang mau memberikan dukungan berupa tanda tangan dan KTP.
http://www.solopos.com/

Rabu, 03 Juni 2015

Tekan Hama, TNI dan Petani Semprot Massal

Personel TNI melakukan penyemprotan di areal persawahan untuk pemberantasa hama dan penyakit. 

BOYOLALI (KRjogja.com) - Jajaran TNI bersama petani melakukan penyemprotan massal di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Jumat (22/5). Giat ini dilakukan untuk mengganasnya hama yang membuat petani di desa tersebut gagal panen. 

Kades Jembungan Sadiman mengatakan, selama setahun lebih petani di desanya gagal panen akibat serangan hama seperti tikus dan wereng. Akibat mengganasnya hama, nilai sewa lahan di Desa Jembungan juga menurun. Jika sebelumnya sewa lahan mencapai Rp 7 juta per patok dengan luas lahan 2.600 meter persegi, saat ini harga sewa lahan maksimal hanya Rp 5,5 juta.

"Potensi gagal panen sangat tinggi sehingga banyak petani yang memilih tak menggarap lahannya," terang Sadiman.

Diharapkan, kerja bareng dengan TNI ini bisa berkelanjutan untuk menekan peredaran hama yang menurutnya sudah sangat parah.

Koordinator Penyuluh Dan Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, Iskak Harjono menambahkan, secara umum jenis hama dan penyakit yang menyerang areal pertanian di wilayah Banyudono cukup banyak. Selain tikus dan wereng, hama pengerek batang juga menjangkit di 14 hektar lahan, virus kerdil rumput seluas 9 hektar dan bakteri hawar menyerang lahan seluas 4 hektar.

"Virus kerdil rumpur biasanya dibawa oleh wereng. Virus ini mengakibatkan tanaman padi tak bisa tumbuh normal sehingga mengakibatkan padi tak produktif," jelas Iskak.

Untuk tindak penanggulangan, pihaknya siap memberi bantuan obat-obatan. "Petani bisa mengajukan bantuan melalui kelompok tani. Bantuan tak bisa diajukan secara perorangan," tandasnya. (*-9)