Kantor Kepala Desa Jembungan

Yang beralamatkan di Dukuh Jetak

Sholat Ied 1436 H di Desa jembungan

Sholat ied di laksanakan di lapangan Bima Sakti Desa jembungan

Gedung Serba Guna Milik Pemerintah Desa Jembungan

Gedung Serba Guna yang terletak di sebelah SMAN 1 Banyudono

SMA Negeri 1 Banyodono

SMA 1 Banyudono yang sudah 23 tahun memberikan ilmu bagi generasi penerus

Peternak bebek yang sedang angon

Pemandangan yang masih sering di jumpai di desa Jembungan

Jumat, 17 Juli 2015

Sholat idul Fitri 1436 H di Desa Jembungan

jamaah sholat Idul Fitri di lapangan bimasakti
Jumat 17 juli 2015 Sebanyak 1000an umat muslim di desa jembungan dan sekitarnya berbondong-bondong menuju ke lapangan Bima Sakti Desa jembungan untuk melaksanakan sholat idul fitri 1 Syawal 1436 H. Sholat yang di pimpin oleh Imam Bp. Ngatimo mulai pada pukul 07.00 WIB dan dilanjutkan khotbah sholat ied.
Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) selepas sholat langsung mengitung jumlah infak dari jemaah dan terkumpul kurang lebih sekitar Rp. 9.050.000,- . Uniknya dari sholat Ied ini pasti ada orang yang menukar uang hasil infak tadi dengan pecahan yang kecil, dimaksudkan untuk memberi sanak saudara yang masih kecil sebagai uang tempel.

Kamis, 16 Juli 2015

1 Syawal 2015: Akhirnya, Salat Id Serentak 17 Juli 2015!

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (tengah) (Rachman/JIBI/Bisnis)

Umat Islam Indonesia akhirnya kembali bisa merayakan Lebaran 2015 atau 1 Syawal 1436 H secara bersamaan. Jika Muhammadiyah berdasarkan hisab telah memutuskan 1 Syawal jatuh pada 17 Juli 2015 (dimulai malam ini), Kementerian Agama memutuskan 1 Syawal jatuh pada hari yang sama berdasarkan sidang isbat.
Keputusan tersebut dinyatakan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin Kamis (16/7/2015) malam seusai sidang isbat di Jakarta. Meskipun tidak semua titik pemantauan melihat hilal sore ini, namun setidaknya hilal terlihat di empat titik.
“Empat tempat yang berjhasil meluhat hilal, yang pertama Bukit Condrodipo Gresik, ada 5 saksi di sana dan telah disumpah. Yang kedua yaitu Tanjung Kodok Lamongan, saksinya juga sudah disumpah pengadilan agama setempat. Kemudian di Bojonegoro yang disaksikan oleh Bupati Bojonegoro, dan yang keempat adalah Kepulauan Seribu,” terang Lukman Hakim Syaifuddin.
Hasil pemantauan ini juga hampir sama dengan hasil hisab yang sebelumnya telah dipublikasikan, salah satunya oleh Muhammadiyah beberapa waktu lalu. Menteri Agama memberikan hasil pemantauan hilal di Pelabuhan Ratu sebagai pembuktiannya.
“Pada waktu mutaakhir, kita mendengar, meskipunbervariasi, tapi setidaknya di Pelabuhan Ratu, posisi hilal 3,11 derajat, dengan elongasi 73 derajat, dan umur hilal 9 jam 10 menit 43 detik,” tambah Lukman.
Dengan demikian, hilal tersebut sudah memenuhi kriteria imkanurrukyat yaitu posisi hilal di atas 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam. Melihat fakta ini, seluruh peserta sidang isbat sepakat saat ini Indonesia sudah masuk 1 Syawal.
“Seluruh peserta sidang isbat menyepakati malam ini sudah memasuki 1 Syawal. Alhamdulillah tahun ini seluruh umat islam memasuki 1 Syawal bersama dan salat Id bersama.”
Editor: 

Selasa, 14 Juli 2015

Rapat Tahunan Panitia PHBI

Rapat Tahunan Panitia PHBI
Senin 13 Juli 2015 Kemarin Panitia PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) Desa Jembungan Mengadakan rapat sekaligus buka bersama yang bertempat di rumah Ibu Sri Wiharti. Dalam rapat tersebut membahas tentang pelaksanaan Ibadah Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1436 Hijriah yang akan di laksanakan di lapangan Bimasakti desa Jembungan pada hari Jumat 17 Juli 2015 yang akan datang. Hal-hal yang berkaitan demi kelancaran pelaksanaan sholat di rundingkan seperti penataan shaf, pembuatan umbul-umbul dsb. Setelah rapat selesai para peserta rapat melaksanakan buka bersama dan dilanjutkan sholat magribh bersama.

Sabtu, 11 Juli 2015

Musim Kemarau Musim tanam Tembakau

Lahan Persawahan di dekat dk. Baturan

Lahan persawahan di Desa jembungan, Banyudono, mulai di tanami tembakau di musim kemarau tahun ini.  yang menanam tembakau mencapai puluhan petani, yang berharap musim panen nanti harga tembakau  lebih baik dari tahun sebelumnya. 
Harga tembakau rajangan kering kelas G tahun lalu 150 ribu rupiah per kg, diharapkan pada musim panen nanti tembakau dengan kelas yang sama bisa laku 200 ribu rupiah per kg. 

Panen Ikan Nila di Desa Jembungan

Panen Ikan Nila di Desa Jembungan

Jumat 10 Juli 2015 kemarin adalah hari dimana ikan nila di kolam (blumbang) yang berada di depan desa jembungan genap pada masa panen. Kolam yang di sewa oleh pembudidaya ikan asal kartosuro itu sukses panen ikan untuk pertama kalinya setelah kolam tersebut di sewa pada bulan maret 2015 lampau. Selanjutnya hasil panen ikan tersebut akan di distribusikan ke daerah Janti Klaten .

Seminar Pelajar SMA N 1 Banyudono

Jumat 10 Juli 2015 SMA N 1 Banyudono, menggelar seminar pelajar. Seminar pelajar bertajuk From Zero To Hero itu bertujuan  untuk memotivasi generasi pelajar di SMA Banyudono sehingga bisa menjadi pribadi yang Mandiri,sukses,dan Berakhlak mulia guna menghadapi kehidupan yang akan mendatang. Pemateri Ustadz Sholihin Abu Izzudin di hadapan peserta yang, intinya mengatakan sukses seseorang terbangun dari mental dan kemauan yang kuat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para Siswa dan Guru dari SMA Banyudono, Kegiatan tersebut juga ada Grup Band penghibur yang di isi oleh murid-murid SMA Banyudono tersebut. 

Senin, 06 Juli 2015

Asale Tugu Adipura 0 KM Boyolali, Legenda Ki Ageng Pandan Arang


Solopos.com, BOYOLALI – Selama ini masyarakat Boyolali sering menduga bahwa titik nol kilometer Boyolali ada di Tugu Jam depan Pasar Boyolali Kota.
Namun perkiraan masyarakat selama ini kurang tepat. Titik nol kilometer Boyolali justru berada di kawasan Tugu Adipura atau depan Taman Sonokridanggo.
Di sisi selatan Tugu Adipura, terdapat sebuah pasak yang menunjukkan jarak antara Boyolali tepatnya di titik nol kilometer dengan daerah di sekelilingnya. Misalnya, jarak ke Kota Solo sekitar 26 km ke arah timur, ke Kota Semarang sekitar 74 km ke arah utara, dan ke Magelang sekitar 60 km ke arah barat.
“Ya, di situ [kawasan Tugu Adipura] adalah nol kilometernya Boyolali,” kata Kepala DPU dan ESDM Boyolali, M.Qodri, kepada Solopos.com.
Kawasan itu menjadi jantung kota. Dari pagi hingga malam, ramai kendaraan dan masyarakat yang melintas. Selain berada di pusat kota, kawasan titik nol kilometer ini berada di Jl.Pandanaran yang merupakan ruas jalan utama Solo-Semarang.
Titik nol kilometer ini erat kaitannya dengan sejarah Kabupaten Boyolali. Namun, tak lama lagi kawasan di sekitar Tugu Adipura akan berubah. Qodri memastikan Tugu Adipura ini akan dibongkar dan diganti menjadi patung Arjuna Wiwaha, yang merupakan bagian dari proyek jalan simpang lima Boyolali.
“Tugu Adipura nantinya akan dibongkar diganti patung, patung Arjuna Wiwaha,” kata Qodri.
Legenda Pandan Arang
Berdasar cerita yang berkembang di masyarakat, titik nol kilometer ini tak jauh dari tempat dicetuskan nama Boyolali oleh Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang abad XVI).
Menurut legenda, Ki Ageng Pandan Arang yang diutus oleh Sunan Kalijaga menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat, Klaten, untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat, Ki Ageng banyak menemui rintangan sebagai ujian.
Ki Ageng Pandan Arang meninggalkan anak istrinya dan tiba di suatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel. Tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Ki Ageng Pandan Arang semakin jauh meninggalkan anak dan istri.
Sambil menunggu mereka, Ki Ageng beristirahat di sebuah batu besar yang konon berlokasi di dekat Pasar Sunggingan. Dalam istirahatnya, Ki Ageng berucap “baya wis lali wong iki” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”. Dari kata baya wis lali itu, jadilah nama Boyolali.
Editor:  | dalam: Boyolali |

Minggu, 05 Juli 2015

5 Hari Sekolah, Jam Belajar Sampai Malam?


Solopos.com, BOYOLALI –  Boyolali belum menerapkan lima hari masuk sekolah pada ajaran pendidikan tahun ini. Disdikpora Boyolali mempertanyakan jika kebijakan lima hari sekolah diberlakukan, apakah akan menambah jam pelajaran hingga malam?
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali saat ini masih mengkaji penerapan lima hari masuk sekolah. Kepala Disdikpora Boyolali, Abdul Rahman, menyampaikan masing-masing kabid jenjang pendidikan di Disdikpora, mulai SD, SMP, dan SMA sudah rapat koordinasi dengan semua kepala sekolah.
Namun, hingga saat ini Disdikpora belum menemukan skema ideal dengan sekolah hanya lima hari. “Yang jadi pertimbangan bukan hanya variabel waktu, tetapi juga aspek lain. Kebijakan Pak Ganjar tentang lima hari kerja itu bisa diterapkan di Boyolali atau tidak, tunggu hasil kajian,” kata Abdul.
Enam Hari Sekolah
Yang jelas, kata Abdul, tahun ini sekolah di Boyolali masih tetap enam hari masuk. Abdul menjelaskan yang jadi bahan kajian untuk mengikuti kebijakan itu antara lain ketercukupan materi dengan jam belajar, ketentuan sertifikasi guru kaitannya dengan volume jam mengajar, kondisi sosial masyarakat, hingga kesiapan siswa itu sendiri.
“Kalau sekarang dengan enam hari masuk saja jam belajar banyak yang sampai sore, pukul 15.00 WIB bahkan 16.00 WIB. Apa nanti dengan lima hari masuk mau belajar sampai malam? Ini masih kami kaji.”
Kepala Sekolah SMAN 1 Boyolali, Agung Wardoyo, menyatakan siap jika nantinya Disdikpora Boyolali menerapkan kebijakan lima hari masuk sekolah. “Kalau kami, pada prinsip siap jika memang kebijakan itu diberlakukan di Boyolali,” kata Agung, Sabtu (4/7/2015).
Menurut Agung, dengan lima hari masuk sekolah siswa mendapatkan pendidikan dari keluarga yang lebih banyak. Selain itu, selama ini dengan enam hari masuk sekolah, siswa sudah terbiasa berada di sekolah setiap harinya sampai dengan pukul 16.00 WIB.
Dengan lima hari masuk dan jam masuk tetap sampai pukul 16.00 WIB, maka pada Sabtu dan Minggu siswa punya waktu lebih banyak untuk beristirahat.
“Dulu memang kami pernah dimintai pendapat dan pertimbangan oleh pihak dinas jika Boyolali mau menerapkan lima hari masuk sekolah. Kalau dari siswa saya kira siap dan tidak ada masalah. Begitu pula dengan guru. Guru tidak akan kehilangan jumlah jam mengajar karena jam kerja bisa sampai pukul 16.00 WIB.”

Sabtu, 04 Juli 2015

Perbaikan Jalur Alternatif di Boyolali Belum Kelar


Solopos.com, BOYOLALI — Lebaran 2015 sudah dekat. Kondisi jalan yang rusak dan sempit menjadi permasalahan utama di jalur alternatif mudik dan balik Lebaran di kawasan Boyolali.
Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com, dari Polres Boyolali dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, ada sekitar 16 jalur alternatif baik ke Semarang, Solo, Klaten, Jogja, dan Magelang, maupun sebaliknya.
“Hasil survei kami, untuk kondisi saat ini di jalur-jalur alternatif itu adalah kurangnya rambu penunjuk arah, kondisi jalan sempit, banyak tikungan, tanjakan dan turunan, serta di sebagian ruas jalan mengalami kerusakan,” papar Kabagops Polres Boyolali, Kompol Sri Haryanto, belum lama ini.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM (DPU dan ESDM) Boyolali, Nyoto, menyampaikan di sejumlah jalur alternatif mudik saat ini masih dilakukan perbaikan jalan.
“Nanti H-5, pekerjaan mulai dihentikan. Kami tidak membuat instruksi khusus, tapi biasanya pemborong mulai menghentikan aktivitasnya pada H-5,” kata Nyoto, Sabtu (4/7/2015).
Di lokasi perbaikan jalan, DPU memastikan akan ada petugas yang berjaga mengatur lalu lintas.
“Kami pastikan proyek jalan di jalur alternatif mudik itu belum selesai saat Lebaran karena kontrak kerja kami memang sampai awal Desember. Tapi pasti nanti ada petugas yang berjaga-jaga di lokasi proyek,” kata dia.
Editor:  | dalam: Boyolali |

Boyolali Jadi Tuan Rumah MTQ Pelajar Jateng


Solopos.com, BOYOLALI — Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Pelajar XXX tingkat Provinsi Jawa Tengah akan diselenggarakan di Kabupaten Boyolali, 27-30 Juli mendatang.
Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Ekbangkesra) Setda Boyolali, Sugiyanto, menyampaikan MTQ Pelajar XXX diikuti 35 kabupaten/kota di Provinsi Jateng.
“Dalam kegiatan ini masing–masing kabupaten mengirimkan 16 peserta baik dari kelompok sekolah umum maupun madrasah,” kata Sugiyanto, kepada solopos.com, Jumat (3/7/2015).
Lomba MTQ dibagi menjadi tiga mata lomba yakni tartil Alquran, tilawah Alquran, dan tahfiz Alquran. MTQ XXX 2015 akan dibuka dengan pawai taaruf dari Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) hingga Alun–alun Kabupaten Boyolali.
“Nanti juga akan ada bazar di alun–alun yang menampilkan produk–produk khas Boyolali,” kata Sugiyanto.

Editor:  | dalam: Boyolali |

Rabu, 01 Juli 2015

“Las Vegas” Baros Boyolali Digerebek


Perjudian Boyolali diberantas polisi. “Las Vegas” nya Boyolali semalam digerebek polisi.

Solopos.com, BOYOLALI — Arena perjudian Baros, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota, digerebek jajaran Polres Boyolali, Selasa (1/7/2015) malam.
Dalam penggerebekan di arena judi dadu Baros atau yang dikenal sebagai “Las Vegas”-nya Boyolali, petugas menangkap sedikitnya sepuluh orang dan lima di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Penggerebekan dipimpin langsung Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, serta beberapa tim dari TNI. “Kelima orang yang sudah kami tetapkan sebagai tersangka adalah bandar. Identitas tersangka belum bisa kami sebutkan karena saat ini pemeriksaan masih berlangsung,” kata Kapolres, saat ditemui Solopos.com, di Mapolres Boyolali, Rabu (1/7/2015).
Operasi penggerebekan arena judi itu berlangsung sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, sejumlah petugas dari tim Serse dan Intel masuk ke lokasi perjudian dengan berpakaian preman.
Lokasi judi itu ada di salah satu kebun di Dusun Baros. “Setelah mendapat infomasi lengkap, kami perintahkan untuk langsung ditangkap.”
Lima orang memenuhi unsur untuk ditetapkan tersangka. Mereka tertangkap tangan sebagai pihak yang memegang uang dan alat dadunya. Bandar judi dadu itu tidak hanya dari Boyolali, melainkan ada yang dari Semarang, Jogja, dan Magelang.
Sejumlah barang bukti yang berhasil disita petugas antara lain peralatan perjudian dadu dan uang tunai sekitar Rp29,6 juta. Di lokasi, petugas juga membongkar tenda-tenda warna hijau yang digunakan sebagai lapak permainan judi.
“Semua kami bersihkan dan kami bongkar. Bahkan operasi baru selesai pagi tadi menjelang subuh.”
Menurut Kapolres, arena perjudian Baros memang sudah menjadi target mengingat nilai transaksi judi di tempat tersebut cukup besar. Selain itu, Polres juga kerap mendapatkan laporan dari masyarakat yang resah dengan aktivitas perjudian di Baros.
“Apalagi ini bulan Puasa. Harapannya, dengan membongkar semua lapak dan tenda, termasuk menangkap lima bandar judinya, untuk selanjutnya aktivitas judi di Baros tidak ada lagi.”
Saat diperiksa petugas, kelima tersangka terus membantah menjadi bandar dalam aktivitas judi tersebut. Namun, barang bukti yang dibawa serta keterangan beberapa saksi, polisi memastikan lima tersangka adalah bandar judi.
Kapolres komitmen terus memerangi aksi perjudian di Boyolali. Baru-baru ini, Polres sudah patroli ke beberapa wilayah yang menjadi kantung judi salah satunya wilayah Banyudono. Namun, setiap akan dilakukan penggerebekan selalu bocor dan aktivitas itu berhenti sementara.
“Beberapa kali operasi selalu bocor sehingga dalam operasi tadi malam kami ganti strategi yaitu dengan tim kecil berpakaian preman,” ujar Kapolres.
Kasus ini akan terus dikembangkan sehingga tidak menutup kemungkinan lokasi perjudian lain di Boyolali bisa diberantas.